Jumat, 30 Maret 2018

ISTIQOMAH DALAM PERUBAHAN DIRI (Tulisan ke-4)

Ada seseorang anak muda yang usianya hampir mendekati 30 tahun, memiliki rencana (dalam bentuk niat dan cita-cita) agar di pergantian usianya dari kepala 2 (20an) menjadi kepala 3 (30an), harus ada perubahan positif terutama dalam hal peningkatan ibadah kepada Allah -subhanahu wa ta'ala-. Rencana (dalam bentuk niat dan cita-cita) tersebut hanya terbesit atau dinyatakan dalam pikiran/otak saja, tanpa dibuat secara tertulis atau tercatat secara sistematis.

Seiring waktu berlalu, menginjak usia 30 tahun, rencana dalam pikirannya tersebut terdistorsi dengan pikiran lainnya sehingga dirinya gagal fokus dalam merealisasikan rencana tersebut.  Alhasil, pada usia 30 tahun sampai beberapa tahun berikutnya dirinya belum mampu melakukan perubahan diri seperti yang diinginkan.

Perubahan yang terjadi pada anak muda tersebut hanya bersifat sementara/temporer yaitu ketika memasuki bulan Ramadhan. Perubahan positif pada dirinya ditandai dengan meningkatnya amal ibadah baik secara kuantitas maupun kualitas. Namun seiring kepergian bulan Ramadhan, amal ibadahnya turun kembali ke keadaan semula.

Mungkin sebagian dari kita memiliki cerita dan kondisi yang mirip dengan cerita diatas. Kenapa perubahan diri secara berkesinambungan tidak tercipta? Ternyata, Perubahan tidak terjadi secara instan dan kebetulan.  Untuk meraih perubahan yang positif maka rencana (dalam bentuk niat dan cita-cita) saja tidak cukup, tapi rencana tersebut harus dituangkan secara tertulis atau tercatat secara sistematis, direalisasikan dalam bentuk tindakan serta dilakukan introspeksi diri secara kontinyu.

Pada postingan Saya sebelumnya yang berjudul “Rencanakan, Realisasikan dan Introspeksikan Perubahan Diri Anda (Baca Tulisan ke-3: Rencanakan, Realisasikan dan Introspeksikan Perubahan Diri Anda), Anda akan menemukan sebuat alat/tool untuk merencanakan perubahan diri yang berkesinambungan ke arah yang lebih baik” yang dinamakan “Tabel Muhasabah Diri dan Amal (MDA).  Nah, didalam Program/Tabel MDA tersebut telah mengintegrasikan ketiga hal tersebut, yaitu 1) niat/rencana; 2) pelaksanaan/realisasi; serta 3) evaluasi/introspeksi.  

Salah satu kunci sukses dalam hidup dunia dan akhirat adalah sikap konsisten/istiqomah/teguh pendirian dalam beribadah kepada Allah -subhanahu wa ta'ala-. Bukankah Allah telah berfirman bahwa tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah pada-Nya (QS. Adz-Dzariyat [51] : 56).  Seorang muslim harus senantiasa berusaha untuk konsisten/istiqomah/teguh pendirian dalam beribadah, walaupun hal ini tidaklah mudah. Tabel MDA ini merupakan salah satu alat bagi kita untuk belajar kedisiplinan/konsistensi/kesinambungan/istiqomah dan sebagai cermin untuk melihat kekuatan dan kelemahan diri kita.  Insya Allah.


إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushilat [41] : 30)


Baca Tulisan Lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar